...Memotret 1 bagian yang tampak di malam pertama menyambut Ramadhan...

wow, kumandang Adzan Maghrib sudah membahana,, jelas sekali terdengar ketika proses belajar mengajar belum juga terselesaikan,, kesabaran ku tidak terlalu teruji, karena saya sudah cukup sabar menghadapi semakhluk besar Homo Sapiens itu,, tinggal selangkah lagi sampai akhirnya kusudahi pertemuan ini,, tapi belum lengkap rasanya sebelum sharing bersama Ratu rumah tersebut,, sharing tentang kursus anaknya yang tak kunjung selesai,, saya yang capek mendengarnya menyuapi anaknya dengan berbagai macam kursus,, belum lagi sharing tentang anaknya yang tidak akan pulang untuk Ramadhan kali ini,, yaa,, sedih deh,, okay,, kutengguk sepiala minuman semerah darah yang cukup menghapus dahaga ku walaupun mesti kunetralisir kembali dengan air mineral yang menjadi pengganjal dikala menunggu tadi,,

kusempatkan beribahad sebelum saatnya ku tak dapat beribadah lagi,, tapi segera ku bergegas setelah menunaikannya karena kupandangi, orang-orang telah sibuk mempersiapkan datangnya bulan suci,, rasanya ingin segera beranjak ke rumah,,

jalan selangkah demi selangkah untuk, mendapatkan kereta yang dapat mengantarku menuju istanaku,, beeuuh, ternyata dijemputnya pake beberapa pengawal,, asiik tapi menakutkan,, karena saya gak kenal pengawalnya,, hehehe

sedikiiit lagi sampai,, tapiiiiiiiiii,, MasyaAllah,, melihat ramainya mesjid termegah di INdonesia penuh sesak dengan para penjual,anak muda, orang-orang,, kupilih untuk berkendara dengan kereta mini yang akhirnya menghampiri ku setelah terseok-seok langkahku,, kupandangi kanan kiri ku,, anak muda sudah ramai dengan pakaian yang bermacam-macam,, yang tertangkap kamera mataku ada beberapa yang menarik,, ada anak muda yang dengan baju koko terbaiknya menenteng sajadah yang bersiap menuju rumah Allah dengan wajah cerah yang telah dibasuh air wudhu dihujani temaramnya lampu jalan,, ada pula anak muda yang masih sibuk dengan motor berknalpot sedikit mengaum yang entah apa maksudnya, mungkin ingi menarik perhatian betinanya,, lain lagi anak muda yang bergerombol itu,, seragam dengan mukenah yang ditenteng dikanan tangannya,, rok mukenah yang telah dikenakan dan digulung sedemikian rupa sehingga membentuk rumbai,, dsertai kaos cukup ketat serta rambut yang dicepol ke atas atau sengaja di urai agar tersibak ditiup angin malam dengan manja,, lucu juga memperhatikan gaya mereka berjalan bahkan sempat senyum kecil merekah dibibirku ketika berpapasan dengan mereka,,

suasana istana ku tidak terlalu jauh berubah dengan bulan-bulan sebelumnya walaupun sering dikatakan bulan ini berbeda dari yang lain,, sang ratu masih tetap saja bergelut dengan urusan kemanusiaannya,, belum lagi partner kerjanya datang,, sedangkan sang Raja masih mempersiapkan diri, menjaga-jaga apabila ada yang mengundangnya untuk berpidato tentang pentingnya bulan ini,, sedangkan pangeran,, tetap pada kediamannya yang seolah tak ada yang boleh mengganggu,,

bulan ini katanya menjadi bulan yang berbeda dari bulan-bulan yang lainnya,, semoga kita tidak pernah menyianyiakannya dengan hal-hal yang sia-sia,, semoga kita bukan termasuk golongan merugi,,

amiiiiinn,,

epilog,,
kembang api masih terdengar letusannya di langit malam walapun ibadah telah lengkap malam ini,, :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merepih Alam,,

Silent Fighter

Tak acuh