VIRTUAL GREEN WEDDING


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap manusia di muka bumi ini memiliki berbagai keinginan. Salah satu keinginan yang hampir semua orang ingin rasakan adalah menikah. Menikah juga menjadi suatu kebutuhan dalam masyarakat. Pernikahan merupakan suatu yang sakral karena mengikat bukan saja dua insan tetapi juga dua keluarga. Pernikahan memiliki aturan-aturan sesuai adat yang berlaku di suatu daerah.
Aturan-aturan yang berlaku dalam setiap adat mengenai pernikahan, tidak jarang membutuhkan banyak biaya. Banyak ritual-ritual yang diperlukan untuk menyelesaikan serangkaian adat tersebut. Namun, dewasa ini, penggunaan ritual-ritual tersebut terkadang berlebihan dengan hanya ingin menunjukkan kemampuan finansial keluarga. Hal ini menyebabkan biaya yang diperlukan untuk menikah menjadi sangat besar.
Tidak jarang pernikahan ini juga sangat berlebihan di berbagai aspek secara teknis. Dekorasi, undangan, bahkan makanan. Tak jarang segala aspek tersebut hanya akan berakhir di tempat sampah. Padahal persiapan yang dilakukan untuk mengadakannya membutuhkan banyak waktu, tenaga, pikiran, bahkan uang. Hal ini menjadi pertimbangan yang paling dititikberatkan dalam persiapan pernikahan.
Seiring dengan perkembangan zaman, manusia semakin sadar dengan pentingnya lingkungan untuk dijaga. Tindakan dalam persiapan pernikahan ternyata bisa saja mengganggu stabilitas lingkungan. Berangkat dari pemikiran tersebut muncul istilah eco-friendly wedding atau lebih dikenal dengan nama green wedding. Istilah green wedding ini banyak berkembang di negara-negara maju yang manusianya mulai menyadari pentingnya menjaga lingkungan dalam setiap aspek kehidupannya, tidak terkecuali pernikahan.
Konsep green wedding ini dapat dilakukan dengan melakukan penghematan dalam hal penggunaan kertas, dekorasi ramah lingkungan, bahkan jumlah polusi yang diakibatkan dari kendaraan para tamu. Sebagian besar konsep green wedding ini memanfaatkan alam bebas untuk pengadaannya, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan di dalam gedung. Penggunaan kertas daur ulang pun sangat dianjurkan dalam hal undangan, souvenir, bahkan dekorasi. Para tamu yang hadir juga diharapkan sebisa mungkin untuk tidak perlu menggunakan kendaraan yang mengakibatkan dibutuhkannya energi dalam penggunaannya.
TI mungkin dapat menjadi salah satu komponen untuk menjalankan konsep green wedding tersebut. Hal yang paling mungkin dilakukan adalah dalam hal undangan, dekorasi, bahkan kehadiran para tamu. Dengan pemanfaatan TI, konsep green wedding juga dapat dikembangkan secara bertahap di negara-negara berkembang yang minatnya terhadap TI cukup tinggi namun perhatiannya terhadap lingkungan masih kurang.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari gagasan ini adalah mengetahui hubungan TI dalam mendukung paradigma ramah lingkungan di segala aspek kehidupan khususnya di bidang pernikahan.
Manfaat yang dapat diambil dari adanya gagasan ini adalah memberikan alternatif dalam menjalankan konsep ramah lingkungan dalam pernikahan. Selain itu, konsep green wedding dapat tersebar di negara-negara berkembang dengan pemanfaatan TI.
GAGASAN
Kondisi Kekinian
            Di era global sekarang ini, pemanfaatan segala teknologi canggih semakin digandrungi dalam kehidupan sehari-hari. Siapapun akan dapat dengan mudah berkomunikasi antar satu dengan yang lain. Baik itu lintas kota maupun lintas negara bahkan lintas benua. Hal ini menyebabkan capaian yang ingin diraih oleh setiap individu semakin tinggi. Proses pencapaian tersebut terkadang tidak mempertimbangkan hal-hal lain disekitarnya. Menyebabkan keegoisan semakin meningkat pula. Hal ini menyentil para penggiat lingkungan untuk menyadarkan manusia, bahwa perilaku egois seperti itu sangat membahayakan lingkungannya. Ketika lingkungan tidak dapat terjaga dengan baik, ekosistem akan terganggu dan itu dapat berakibat pada manusia itu sendiri.
            Paradigma ramah lingkungan mulai disebarkan di setiap aspek kehidupan. Tak terkecuali dalam hal pernikahan. Sekarang ini di negara maju konsep green wedding cukup berkembang. Konsep ini mulai dilirik seiiring dengan semakin pedulinya manusia akan pentingnya menjaga lingkungan. Di negara berkembang seperti Indonesia, juga sudah dapat kita temukan pernikahan dengan konsep green wedding. Namun, masih sangat sulit sekali di temukan. Pernikahan dengan konsep green wedding mungkin akan kita temukan di daerah-daerah seperti Jakarta, Jogja, dan kota-kota besar di daerah Jawa. Pernikahan tersebut pun biasanya dirancang oleh kedua mempelai tersebut karena masih jarang ditemukan wedding organizer (WO) yang dapat menjalankan konsep green wedding ini. Salah satu WO yang dapat menjadi referensi dalam menjalankan konsep green wedding ini terdapat di Jakarta dan Bandung.
            Konsep green wedding ini dapat dijalankan dengan beberapa perencanaan. Salah satu contohnya adalah penggunaan kertas daur ulang dalam pembuatan undangan, souvenir, dan dekorasi. Selain itu konsep green juga bisa dilakukan di ruangan terbuka, sehingga tidak diperlukan listrik berlebih untuk pemanfaatan lampu dan pendingin udara. Kalaupun ruangan terbuka masih sulit untuk ditemukan, gedung atau bahkan rumah sekalipun dapat dimanfaatkan dengan catatan sebaiknya dilakukan pada siang hari. Minimal tidak teralalu banyak lampu yang dibutuhkan. Konsep green wedding juga dapat dilihat dari pilihan makanan. Dalam konsep green wedding, makanan yang digunakan sebaiknya merupakan hasil produksi lokal, sehingga tidak diperlukan lebih banyak energi untuk mengadakannya. Selain itu, lebih baik lagi ketika bahan makanan tersebut diolah sendiri sehingga penghematan dapat dilakukan. Dalam hal tamu undangan, konsep green wedding juga dapat diterapkan, misalnya dengan menyediakan shuttle bus dari suatu tempat sehingga tamu undangan tidak perlu membawa kendaraan pada tempat acara.
            Konsep green wedding sangat bisa untuk diterapkan sebagai ajang untuk penyebaran paradigma ramah lingkungan. Konsep green wedding juga dapat dilakukan dengan pemnafaatan TI. Dalam konsep green wedding yang paling menjadi titik berat adalah pengurangan penggunan kertas. TI sebenarnya dapat menggantikan posisi kertas dalam menjalankan konsep green wedding ini.
            Di era global seperti ini, jarang kita temui, orang-orang yang tidak menggunakan internet. Apalagi di indonesia. Jumlah pengguna internet di Indonesia termasuk tinggi. Bahkan ketika kita lihat pada penggunaan media sosial. Masyarakat Indonesia sangat menggandrungi media sosial. Dari sini solusi mendasar tentang penggunaan kertas dapar di reduksi. Penggunaan kertas dalam undangan dapat digantikan posisinya dengan penggunaan media sosial atau blog. Media sosial sekarang lebih diperhatikan oleh masyarakat sebagai tempat bercengkerama dengan para kerabat maupun kenalan.
            Selain undangan, dekorasi juga biasanya menjadi titik penting yang dipikirkan dalam pernikahan. Dekorasi dalam green wedding biasanya memanfaatkan dekorasi sederhana yang dapat berguna setelah acara selesai. Misalnya bunga-bunga segar yang setelah acara selesai dapat dikeringkan dan dimanfaatkan sebagai dekorasi atau benda bermanfaat lainnya. Atau kertas dekorasi yang dapat di daur ulang setelah acara selesai. Disamping itu, TI juga dapat bermanfaat. TI dapat dimanfaatkan dengan pengadaan dekorasi visual.
            Pergaulan yang mengglobal melalui media sosial menyebabkan teman atau kerabat atau kenalan yang dianggap perlu ikut merasakan kebahagian dalam acara pernikahan menjadi tidak sedikit. Namun, jarak antar kota, antar negara, antar benua dapat menjadi penghalang dalam merasakan kebahagian tersebut. Dengan pemanfaatan TI, batasan-batasan tersebut dapat dihilangkan. Program Skype atau video call lainnya dapat digunakan. Dengan pemanfaatan TI seperti ini, kendaraan yang digunakan untuk menghadiri acara dapat dikurangi. Pengurangan ini turut mengurangi polusi yang akan dihasilkan dari kendaraan tersebut.
Pihak-Pihak Yang Dapat Membantu
            Dalam menggunakan konsep virtual green wedding ini, diperlukan bantuan dari berbagai pihak. Jika dirinci dari awal sampai akhir acara pernikahan dengan konsep green wedding, pihak yang mungkin dapat dilibatkan adalah:
·         Desainer grafis WEB atau teman yang mempunyai kemampuan mendesain untuk membuat undangan yang menarik di media sosial atau blog. Apabila dianggap dapat dilakukan sendiri, itu lebih baik lagi.
·         WO yang menawarkan jasa konsep green wedding. Mungkin masih cukup sulit untuk ditemukan, jadi sebaiknya dengan menggunakan ide-ide sendiri, disampaikan kepada WO yang akan menangani. Lebih baik lagi apabila konsep disusun sendiri dan dilaksanakan oleh keluarga maupun kerabat.
·         Pihak yang menyewakan dekorasi pencahayaan serta ahli komputer yang dapat memberikan fasilitas pemanfaatan WiFi dan Skype sehingga komunikasi dapat dengan mudah dilakukan.


Langkah-Langkah Strategis
Adapun langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan dalam menjalankan gagasan ini adalah:
·         Membicarakan konsep yang diinginkan bersama WO atau tim yang dibentuk sendiri. Disini dijelaskan secara detail bagaimana konsep yang diinginkan. Selain itu, dijelaskan pula penggunaan tata cahaya dalam dekorasi, penggunaan video chat bagi para undangan yang tidak sempat hadir.
·         Mulai membuat undangan maupun blog yang digunakan sebagai media komunikasi bagi para undangan dan calon mempelai. Pada bagian ini, desain grafis WEB mungkin dibutuhkan, tapi tidak menutup kemungkinan dapat dikerjakan sendiri
KESIMPULAN
Gagasan yang ditawarkan adalah visual green wedding. Gagasan ini memanfaatkan TI dalam menjalankan konsep green wedding dalam acara pernikahan. Gagasan ini diharapkan dapat mengakomodasi konsep green wedding yang mulai berkembang di masyarakat sebagai bentuk penyebaran paradigma ramah lingkungan di setiap aspek kehidupan, khususnya pernikahan. Selain itu, dengan adanya virtual green wedding ini juga dapat memfasilitasi para tamu undangan yang berasal dari daerah yang sangat jauh dari lokasi acara.
Virtual green wedding ini memanfaatkan teknologi informasi. Media sosial, web, blog, bahkan video chat dimanfaatkan dalam perealisasian gagasan ini. Hal ini dilakukan seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini, dimana sebagian besar manusia telah memanfaatkan internet dan tidak sedikit yang bergabung pada media-media yang telah disebutkan di atas.
Gagasan ini mungkin masih terdengar asing karena konsep green wedding sendiri belum begitu populer di telinga masyarakat negara berkembang khususnya Indonesia. Apalagi dengan virtual wedding yang ditawarkan. Gagasan virtual green wedding mungkin masih sulit diterima bagi masyarakat dengan tingkat usia lanjut karena jarang memanfaatkan teknologi informasi.
Selain itu, gagasan ini menawarkan bentuk silaturahmi lain dari adat ketimuran kebanyakan. Bentuk silaturahmi yang berkomunikasi dengan menggunakan media sosial mungkin sedikit sulit diterima bagi sebagian besar masyarakat konvensional. Tapi, tidak dapat dipungkiri, lambat laun, masyarakat akan beralih ke dunia modern di mana jarak dan waktu dapat di tembus dengan pemanfaatan teknologi informasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merepih Alam,,

Silent Fighter

Tak acuh