What a Day (with low intonation)

Tiada yang berbeda dari beberapa hari sepekan ini,, bangun ku pun tak lagi berberkah matahari subuh,, hanya mendapat sengatan matahari menjelang pagi,, bermalas-malasan masih menggoda untuk menggerayangi mata untuk mengajak terlelap lagi,, tapi ku ingat kewajiban sebagai pengarah yang baik,, tapi bukan kujalankan ikhlas sebagai tugasku, namun ingin segera semua terselesaikan,, yaa, walaupun pada akhirnya semua bisa terselesaikan,, dihantar dengan penuh kebimbangan menghadapi jalan keluar yang rumit,,

sebelumnya ku arahkan kereta ku menuju pundi-pundi emas untuk melakukan beberapa pengiriman emas,, dan mengambil sebagian dari hartaku,, ku jelajahi beberapa tempat agar ku segerakan pengiriman,, ku dapati tempat yang terpercaya tapi pelayanannya kurang memuaskan,, ku arahkan ke sekitar kampus merah ku,, sementara di tempat lain ada pelanggan lain yang menunggu,,

ku arahkan sang 494R menuju tempat ku menuntut hak sebagai pembelajar,, tapi waktu belum juga menunjukkan saatku menuntut hak,, ku arahkan lagi langkah ku menuju dekapan bunda,, tapi hanya dingin,, sedingin udara yang menyelimuti ruangan itu,, ku ajak mengisi perut tapi aku hanya terlambat sedetik dua detik setelah berhasil penuh perutnya,, apalagi yang harus kulakukan menunggu jarum pendek menuju angka dua,,

hatiku sempat membara ketika mendengar kasih yang terlontar dari ibunda tapi dikirimkan untuk dinda yang entah apa yang sedang diperbuatnya,, ku perhalus baranya agar tak ada selisih paham yang terjadi,,

waktunya saya beranjak,, ku tengok sana sini tak ada penampakan teman seperjuangan,, ternyata setelah menunggu hampir sewindu waktu, baru kudapatkan bahwa tidak ada hak yang dapat ku dapatkan kali ini,, bara mulai muncul lagiii kepada mereka,, tetapi sabaaaar,, itu yang ku ungkap dan kau amini,,

masih ada kewajiban yang semestinya tak perlu kulakukan,, di saat itu, kusumpahkan lagi janji palsu,, sudah dipastikan beberapa persen tidak mungkin terjadi,, haa, blunder broo,,

tiba lah klimaks hari ini,, kujalani setapak demi setapak sambil kunikmati angin sepoi malam dan mulai merangkai beberapa kata untuk menjadi bagian tulisan berikutnya, ada gangguan kecil kudapati,, yaa, kuanggap dengan sedikit tekanan pada saat menjawab dan ekspresi yang menantang bisa menghentikannya,, kutunggu beberapa saat kereta yang ingin kutumpangi tetapi tidak juga datang,, orang itu mulai menyebrang dan menuju ke tempatku berada dan sekali lagi dengan gangguan yang sama dan jawaban ku yang sama pula,,

kulihat jam sambil mengecek si ijo, apakah akan ada bala bantuan,, itu yang terlintas dibenakku,, satu, dua, tiga, bahkan beberapa kendaraan lain telah lewat tapi kuurungakn niat ku dan tetap bertahan,, mungkin ini yang dikatakan oleh temanku,, betapa bodoh orang-orang yang tidak mau bertanya,,

kembali ada lagi yang mencoba merayu untuk menaiki keretanya dan menyarankan untuk segera beranjak karena kereta yang kutunggu-tunggu tidak akan datang karena mereka telah kembali ke tempat peristirahatan mereka masing-masing sejak satu bagian jam pasir tadi,,

setelah penolakan terjadi, tanpa pikir panjang, ku hentikan kendaraan lain,, ternyata ibarat keluar dari ruangan panas sekali masuk ke ruangan dingin sekali,, tidak ada enak-enaknya,, supiiiirnya aneeeh,, itu yang segera saja terlintas dibenakku,,

ku pinta untuk tidak perlu menyalakan pendingin dan tak ada tarif seperti biasanya,, perjalanan mulai menuju daerah texas,, hampir saja ku terbawa terus menuju daerah yang tak ku kenal,, alhamdulillah,Allah masih menyayangiku,, kutunjukkan tempat yang cukup strategis untuk turun,, dan akhirnya ku tempuh perjalanan lain untuk mencari kereta lainnya,, ditemani hujan gerimis,, aku hampir di seruduk si putih idaman ku,,

hari ini ditutup dengan bahasa darinya yang tidak menenangkan,,

okay aku akan beristirahat,,

well, what a day,,
tomorrow, welcome HECTIC WEEKend,, :'(

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merepih Alam,,

Silent Fighter

Tak acuh