Postingan

Cara Kerja-Mu

 Jadi, seperti ini cara kerja-Mu? Membolak-balik keadaan. Dengan kasat mata ke alam pikiran. Tanpa pengetahuan, raga mendekat. Sampai akhirnya tahu, tak terduga. Permainan yang betul apik. Tepuk tangan bergemuruh. Kuasa benar diriMu. *** Daya tipu yang menjanjikan kenyamanan. Semu betul, aku tahu. Ini caraMu untuk mengingatkan. Menyadari usaha yang tidak sedikit. Hasil tidak akan berkhianat dengan usaha, betul? *** Aku diyakinkan, Kamu tidak akan mengujiku. Menguji hambaMu di luar dari kemampuannya. Aku percaya, bisa melewatinya. Ini hal mudah, seperti membolak-balikkan tangan. ***

Jangan ganggu lagi, Pikiran!

Sulit benar pergi. Bagaimana tidak, kalau ada harap yang belum terjawab. Titik yang tidak jelas memang. Tapi, sudahlah. Tolong jangan ganggu! Sudah kubilang, kalau memang belum, henti. Siapa suruh terburu. Jelas bukan keliruku. **+** Hmm, sudah kuduga akan seperti ini. Jelas-jelas itu hanya gambar. Gambar yang tak kunjung selesai. Tertumpah warna di tengah jalan. Tolong hentikan saja! Sudah kubilang, godaan (akan) taklukkanku. Siapa serah menyerah. Jelas bukan mauku. **+** Salah! Tidak benar adanya. Begitu atau begini seharusnya. Penat betul kepala. Hati terlalu membuncah.

Malaikat Kecil Itu

Jam belum lagi menunjukkan jadwal istirahat. Tapi tas sudah menggantung di bahunya. Sepertinya dia masih kelas kecil. Mendapat pelajaran di sekolah tidak juga sampai seperempat hari. Di samping kotak amal, di depan mesjid yang ramai dilalulalangi pejalan kaki dan pemotor. Dia merogoh kantong celana olahraganya. Sesekali dia melihat ke kanan dan ke kiri. Seakan ingin menyeberang. Perkiraanku meleset. Dia ternyata mengecek ada tidaknya orang yang melihatnya. Melihat dia memasukkan uang sisa jajannya ke kotak amal tadi. Kejadian baik apa lagi yang Engkau perlihatkan hari ini? Sesederhana itu membahagiakan diri. Malaikat kecil itu, tidak lebih dari seperduabelas menit berlaku. Namun Tuhan membahagiakanku hari ini dengan skenario indahnya.

Tak acuh

Mulai tak acuh Dasar kebosanan Definisi materi dan fasilitas yang tidak mampu memenangkan semua Mulai tak peduli Dasar kejenuhan Definisi marah dan kesal pun sudah tidak ada rasa Seperti itu ritme yang ada Seperti itu rima yang ada Iming-iming kesenangan semu mulai jelas polanya Lebih baik memilih henti agar tidak terulang siklus yang sama Ada tapi tiada Hadir tapi tak hadir Sayang tapi tetap sayang, Cinta Makassar, 18 Agustus 2023

Intermeso

Kita pernah punya angan, bersama. Tapi Kita hentikan itu. Aku yang selalu menjadi terdepan dalam pergerakan menuju lain. Aku serba lebih hingga takut bersenandung lirih. Ingatan Kita yang tidak biasa-biasa saja, tidak bisa berbohong dengan drama. Sekarang kaki ini mulai melambat bahkan jalan di tempat. Bersama sekelilingku, memandang dari jauh, memberikan tepuk tangan penghargaan. You all deserve them. 🍀🍀🍀

Genggam Erat Tangan Ini

Kita bersisian. Bermimpi dengan beberapa beda. Aku sadar, kamu terlelap. Naik turun nafas dari mulutmu menandai telah jatuhnya kamu dalam mimpi fatamorgana. Kamu tidak sadar, aku yang sadar. Di bawah alam sadarmu, entah apa yang terjadi. Tanganku digenggam erat. Mungkin di sana kamu menuntun ku ke suatu arah. Mungkin di sana kamu ketakutan. Atau mungkin di sana kamu mengajakku bermain di taman luas dengan segala keindahan yang tidak berlebihan. Dengan segala harap, genggaman tangan ini terus erat, melindungi, menyayangi. Makassar, 12 Feb 2023

Mimpiku Terhenti di Ikatan

Aku si penjelajah mimpi. Kamu tahu itu. Tidak jarang mimpiku kamu catat di sisi hati dan otakmu. *** Aku si penerjang mimpi. Kamu tahu itu. Tidak jarang mimpiku kamu dukung dengan sekuat tenagamu. *** Aku si penghitung mimpi. Kamu tahu itu. Tidak jarang mimpiku kamu kelompokkan dalam standar berpikirmu. *** Padahal kamu tahu, aku liar dalam bermimpi. Tidak bisa pikir ini ku kendalikan. Memang hening yang tampak. Namun, kepala berderu dengan suara mungil tercekat. *** Benar saja. Ikatan ini bagai mimpi menjadi kenyataan. Ikatan ini mengokohkan mimpi merajut cinta bersama. Ikatan ini mengekang... Ikatan ini membentur... Ikatan ini menghentikan... *** Aku si pemimpi. Sudah cukup bermimpi. Tongkat mimpi kuserahkan kepada buah hati. Atau aku takut gagal dalam mimpi. *** Terkekang...terbentur...terhenti... HILANG